Unilak Seminar Disabilitas Menembus Batas, Langkah Awal Menuju Kampus Inklusif

Pekanbaru, Rakyat45.com – Universitas Lancang Kuning (Unilak) memantapkan langkah menuju kampus inklusif dengan mengadakan seminar bertajuk Disabilitas Menembus Batas di Aula Pustaka Unilak pada Senin (11/11/2024).

Seminar ini juga ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Sentra Abiseka dan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin), sebagai bentuk komitmen untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi mahasiswa disabilitas.

Ketua Pusat Layanan Psikologi dan Disabilitas (PLPD) Unilak, Heleni Filtri, M.Psi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kampus untuk meningkatkan pemahaman civitas akademika mengenai isu-isu disabilitas. Menurutnya, seminar ini menjadi landasan awal dalam mewujudkan visi inklusivitas di lingkungan kampus.

“Kami ingin membangun kampus yang mendukung dan memperhatikan kebutuhan semua mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik,” ujar Heleni.

Melalui seminar ini, Unilak berharap dapat memfasilitasi dialog dan edukasi tentang pentingnya interaksi yang tepat dan penghargaan terhadap penyandang disabilitas.

Acara ini menghadirkan Zukfikar, M.Pd, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Sentra Abiseka yang juga seorang disabilitas netra.

Dalam sesi berbagi, Zukfikar menyampaikan kisah inspiratif mengenai tantangan yang dihadapinya dan bagaimana ia mengatasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengalamannya diharapkan dapat menginspirasi para peserta untuk memahami bahwa disabilitas bukanlah penghalang dalam meraih prestasi.

Selain seminar, Unilak juga mengadakan pelatihan khusus untuk dosen dan staf tentang etika dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas.

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman lebih dalam bagi tenaga pengajar dan staf dalam menciptakan ruang belajar yang inklusif dan nyaman bagi seluruh mahasiswa.

Rektor Unilak, Prof. Dr. Junaidi, SS, M.Hum, Ph.D., memberikan dukungannya atas terlaksananya program ini. “Unilak akan terus berupaya menjadi kampus yang inklusif, di mana semua mahasiswa, tanpa terkecuali, merasa dihargai dan didukung,” tegas Prof. Junaidi.

Ia menambahkan bahwa inisiatif ini juga sebagai bentuk nyata pengabdian Unilak kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan yang merata.

Kolaborasi dengan Sentra Abiseka dan Gerkatin diharapkan dapat memperkuat dukungan Unilak terhadap penyandang disabilitas dalam mencapai tujuan akademis mereka.

Unilak berkomitmen untuk terus melanjutkan langkah-langkah progresif ini, tidak hanya demi meningkatkan kualitas layanan bagi mahasiswa disabilitas, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif dan setara.

Melalui langkah awal ini, Unilak berharap semakin banyak mahasiswa disabilitas yang merasa didukung dalam mengejar pendidikan tinggi dan berkontribusi aktif dalam masyarakat.