Pekanbaru, Rakyat45.com – Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) berkolaborasi dengan Dewan Pendidikan Provinsi Riau mengadakan seminar bertajuk “Stop Bullying dan Kekerasan Seksual” di Auditorium Kampus Utama UMRI, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru. Acara ini dihadiri oleh akademisi, praktisi pendidikan, dan pemangku kebijakan, serta mendapatkan apresiasi luas dari berbagai pihak.
Rektor UMRI, Dr. Saidul Amin, MA, menyampaikan pentingnya seminar ini dalam membangun kesadaran terhadap dampak negatif bullying dan kekerasan seksual. Ia menegaskan bahwa kedua perilaku ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia yang tidak boleh dianggap sepele.
“Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan panduan moral untuk mencegah tindakan tercela seperti bullying dan kekerasan seksual. Salah satu upaya penting adalah melalui pendidikan yang mendidik generasi muda tentang bahaya perilaku ini,” ujar Dr. Saidul Amin.
Rektor juga mengajak peserta seminar untuk menanamkan nilai-nilai positif dan menciptakan budaya anti-bullying serta anti-kekerasan seksual di lingkungan mereka. Menurutnya, generasi muda yang memiliki karakter kuat akan menjadi agen perubahan dalam menciptakan masyarakat yang aman dan nyaman.
Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Fauzan, M.Si., turut menyampaikan apresiasi atas inisiatif UMRI dalam menyelenggarakan seminar ini. Ia menyoroti maraknya kasus bullying dan kekerasan seksual, khususnya di tingkat SMP dan SMA/SMK, yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak.
“Kami mengapresiasi UMRI yang memberikan ruang kolaborasi ini. Dewan Pendidikan, yang berada langsung di bawah Gubernur Riau, secara aktif memantau sekolah-sekolah untuk memastikan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif,” ungkap Fauzan.
Fauzan juga menjelaskan bahwa Dewan Pendidikan Riau bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dalam menangani masalah ini. Sinergi ini diharapkan mampu memperkuat langkah preventif dan memberikan perlindungan lebih baik bagi anak-anak dan remaja.
“Seminar ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong solusi konkret dalam meminimalisir kasus bullying dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan,” tambahnya.
Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dr. Arsen Simeru, S.Pd., M.Kom., menekankan perlunya standarisasi dalam mendefinisikan bullying agar permasalahan ini dapat ditangani secara efektif.
“Bullying dan kekerasan seksual adalah isu serius yang memerlukan perhatian mendalam. Dengan standar yang jelas, kita bisa mencegah anggapan bahwa bullying adalah masalah sepele atau samar,” kata Dr. Arsen.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan karakter sebagai solusi jangka panjang. Sistem pembelajaran di sekolah harus mengintegrasikan nilai-nilai akhlak dan etika untuk membentuk generasi yang berintegritas.
“Pendidikan karakter harus menjadi prioritas dalam kurikulum. Melalui pembelajaran yang menyeluruh, kita dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral tinggi,” tambahnya.
Seminar ini diharapkan menjadi titik awal dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari bullying dan kekerasan seksual. Kolaborasi antara universitas, lembaga pendidikan, dan pemerintah diharapkan dapat terus ditingkatkan guna memberikan perlindungan optimal bagi generasi muda.
Dengan langkah-langkah konkret yang diambil dari hasil seminar ini, UMRI dan mitra-mitranya optimis bahwa budaya anti-bullying dan anti-kekerasan seksual dapat diterapkan secara luas di masyarakat.