Puluhan Rumah Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Lebak, Warga Mengungsi

Lebak, Rakyat45.com – Pergerakan tanah yang dipicu oleh cuaca ekstrem selama sepekan terakhir menyebabkan kerusakan pada puluhan rumah di Kabupaten Lebak, Banten. Kondisi ini memaksa warga yang terdampak untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, mengungkapkan bahwa sebagian besar warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat kini mengungsi ke sekolah, tenda darurat, atau rumah kerabat.

“Warga memilih meninggalkan rumah mereka karena takut terjadi kecelakaan, terutama mengingat curah hujan dengan intensitas tinggi masih berlangsung,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu (11/12).

Berdasarkan laporan BPBD, total 53 rumah mengalami kerusakan berat dan sedang. Sebanyak 40 rumah berada di Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, sementara 23 rumah lainnya berada di Desa Penyaungan, Kecamatan Panggarangan.

Febby menjelaskan, wilayah Lebak yang memiliki kontur pegunungan, perbukitan, dan aliran sungai membuat daerah ini rawan terhadap pergerakan tanah, terutama saat hujan deras terus mengguyur selama berjam-jam.

“Kondisi ini bukan pertama kali terjadi. Beberapa tahun lalu, bencana serupa juga melanda sejumlah kecamatan seperti Cimarga, Bojongmanik, dan Leuwidamar,” tambahnya.

BPBD Kabupaten Lebak telah menggandeng Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung untuk melakukan penelitian lebih lanjut di lokasi terdampak. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi terkait relokasi warga ke tempat yang lebih aman.

“Sementara ini, warga yang terdampak diimbau untuk tetap siaga dan berhati-hati. Kami juga mengingatkan agar mereka tidak kembali ke rumah hingga ada kepastian dari hasil penelitian PVMBG,” tegas Febby.

Rencananya, hasil analisis dari PVMBG akan diterima dalam dua pekan ke depan. Jika lokasi dinilai berbahaya untuk ditempati, relokasi menjadi solusi terbaik. Namun, jika area tersebut dinyatakan aman, warga diperbolehkan kembali ke rumah mereka.

“Keputusan ini penting untuk menghindari risiko bencana lebih lanjut. Keselamatan warga menjadi prioritas utama,” pungkasnya.

Sambil menunggu hasil penelitian, warga berharap pemerintah segera menyediakan bantuan yang lebih memadai, termasuk logistik, tenda tambahan, serta dukungan psikososial. Situasi yang tidak menentu ini membuat mereka harus bertahan di pos pengungsian dengan segala keterbatasan.

Dengan ancaman cuaca ekstrem yang masih membayangi, BPBD mengingatkan masyarakat untuk terus waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang.