Jakarta, Rakyat45.com – Pemerintah semakin meneguhkan komitmennya untuk memberantas korupsi di berbagai sektor dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai pilar utama. Langkah strategis ini diinisiasi melalui transformasi digital yang tidak hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga sebagai senjata ampuh dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan.
Dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) yang digelar secara luring dan daring di Jakarta pada Selasa (17/12/2024), Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan pentingnya peran digitalisasi dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.
“Transformasi digital tidak hanya soal membangun sistem, tetapi juga menjadi instrumen kunci dalam menciptakan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi di setiap lini pemerintahan,” ujar Meutya.
Meutya mengingatkan bahwa korupsi berdampak besar tidak hanya pada kerugian ekonomi yang mencapai lebih dari lima persen dari produk domestik bruto (PDB) global, tetapi juga pada kehidupan jutaan individu yang terdampak secara langsung.
Ia menegaskan, komitmen pemerintah dalam pemberantasan korupsi telah dituangkan secara jelas dalam Asta-Cita ketujuh di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Agenda tersebut mengutamakan reformasi politik, hukum, dan birokrasi, sekaligus menempatkan pencegahan korupsi sebagai prioritas nasional.
Menurut Meutya, keberhasilan transformasi digital di tingkat pusat hingga ke desa adalah bukti nyata bagaimana teknologi dapat menjadi alat pemberantasan korupsi. Sejumlah desa telah meluncurkan inovasi, Layanan administrasi berbasis digital untuk surat-menyurat.
Sistem pengaduan masyarakat berbasis aplikasi,dan transparansi anggaran desa yang dapat diakses publik melalui situs resmi.
“Ini adalah langkah konkret bagaimana digitalisasi menjadi kunci transparansi, bahkan hingga ke tingkat akar rumput,” jelas Meutya.
Namun, Meutya menekankan bahwa teknologi hanyalah alat yang tidak akan maksimal tanpa integritas dari sumber daya manusia (SDM) yang menjalankannya. Ia menegaskan bahwa perubahan sistem dan tata kelola harus disertai dengan peningkatan kualitas dan komitmen SDM, khususnya di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital.
“Kunci utama keberhasilan adalah integritas kita semua. Tanpa integritas, transformasi digital sebesar apa pun tidak akan membawa hasil nyata,” tandas Meutya.
Dengan fokus pada integritas, transparansi, dan inovasi teknologi, pemerintah optimis dapat menciptakan tata kelola yang lebih baik dan memberantas korupsi hingga ke akarnya. Peringatan Hakordia kali ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menciptakan Indonesia yang bebas dari korupsi.