Pekanbaru, Rakyat45.com – Pemerintah Provinsi Riau mengambil langkah sigap dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi untuk menghadapi potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Satgas ini dirancang untuk memperkuat koordinasi lintas instansi dalam merespons situasi darurat di wilayah Riau.
Pembentukan Satgas ini didukung oleh penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi yang berlaku sejak 5 Desember 2024 hingga 31 Januari 2025, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Riau. Langkah ini dianggap penting mengingat Riau kerap menjadi salah satu daerah rawan bencana akibat cuaca ekstrem.
Kepala BPBD Provinsi Riau, M. Edy Afrizal, melalui Kepala Bidang Kedaruratan, Jim Ghafur, menjelaskan bahwa Satgas ini bertujuan meningkatkan respons terhadap bencana. “Saat ini kami sedang memfinalisasi pembentukan Satgas. Dengan adanya Satgas, penanganan bencana akan lebih terorganisir dan efektif,” kata Jim Ghafur saat diwawancarai, Senin (23/12/2024).
Ia juga menambahkan bahwa pembentukan Satgas melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya. “Surat Keputusan pembentukan Satgas sedang dalam proses persetujuan Penjabat Gubernur Riau. Insya Allah dalam waktu dekat, Satgas sudah terbentuk dan siap bertugas,” ujarnya.
Satgas ini dirancang sebagai upaya preventif untuk mengurangi dampak bencana. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, proses evakuasi, penyelamatan, dan pemulihan diharapkan dapat dilakukan secara cepat dan terarah. Selain itu, BPBD Riau juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah rawan bencana.
“Kesiapan masyarakat menjadi kunci penting dalam menekan risiko kerugian akibat bencana. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah dan instansi terkait,” tambah Jim Ghafur.
Pembentukan Satgas ini menunjukkan komitmen Pemprov Riau dalam melindungi warganya dari ancaman bencana. Kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi fondasi utama dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
Dengan sinergi yang baik, dampak bencana hidrometeorologi diharapkan dapat diminimalisir, sehingga masyarakat dapat merasa lebih aman dan terlindungi selama musim cuaca ekstrem ini berlangsung.