TNI AL dan BP3MI Riau Gagalkan Penyelundupan PMI Ilegal ke Malaysia

Bengkalis, Rakyat45.com – Tim gabungan TNI AL dari Pos Angkatan Laut (Pos AL) Bengkalis dan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, berhasil menggagalkan penyelundupan empat Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural yang akan dikirim ke Malaysia melalui jalur laut ilegal.

Petugas juga mengamankan seorang pelaku bernama Nuryanto alias Kasul, warga Desa Deluk, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis yang diduga kuat berperan sebagai tekong atau motoris kapal, yang akan membawa para calon PMI ke negeri jiran.

Menurut Kepala BP3MI Riau, Fanny Wahyu Kurniawan, Rabu (5/2/2025), pengungkapan kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang mencurigai sebuah rumah milik Nuryanto di Desa Deluk dijadikan tempat penampungan para calon PMI ilegal ini.

“Operasi ini merupakan hasil koordinasi intensif antara BP3MI Riau, TNI AL Dumai, dan Tim Lanal Dumai. Jalur ilegal keberangkatan empat PMI di perairan Riau ini sebelumnya telah dipetakan,” ujar Fanny.

Setelah menerima laporan, tim gabungan Pos AL Bengkalis bersama aparat desa setempat langsung bergerak menuju lokasi. Setibanya di tempat kejadian, petugas menemukan empat calon PMI, terdiri dari dua pria dan dua wanita, yang tengah bersiap diberangkatkan ke Malaysia menggunakan speedboat bermesin 40 PK.

“Pengakuan Nuryanto ia telah menjalankan aktivitas ilegal ini sejak tahun 2020,” kata Fanny.

Menurut Nuryanto, dia menerima bayaran sebesar RM 2.000 atau sekitar Rp 7 juta untuk setiap orang yang berhasil diseberangkan ke Malaysia.

Saat ini keempat calon PMI tersebut diamankan di Pos AL Bengkalis untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan ke BP3MI Riau guna pendampingan dan pelindungan.

“Untuk tersangka Nuryanto masih dalam proses pemeriksaan intensif oleh aparat penegak hukum untuk pengembangan kasus lebih lanjut,” sebut Fanny.

Identitas keempat calon PMI ilegal tersebut adalah, Ranto (33), asal Desa Sungai Cingam, Kecamatan Rupat, Bengkalis. Abdul Rasid (32), berasal dari Gresik, Jawa Timur.

Devi Mardasari (25), warga Desa Selat Baru, Kecamatan Bantan, Bengkalis dan Sutresni (40), berasal dari Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun.