Jakarta, Rakyat45.com – Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti Saintek) berkolaborasi melakukan penelitian dan pengembangan sektor pertanian, untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dengan memanfaatkan riset dan inovasi teknologi dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia,” kata enteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Senin (24/2/2025).
Sebagai bentuk komitmen, katanya, Kementan dan Kemdikti Saintek menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk penelitian jangka panjang dan berkelanjutan pada komoditas berproduktivitas rendah, seperti padi, jagung, bawang putih, tebu, sapi, kedelai, pupuk, ubi kayu, dan gandum.
Andi Amran juga menjelaskan, kolaborasi ini mencakup penelitian mendalam guna meningkatkan produktivitas pertanian. Penelitian ini melibatkan dosen dan mahasiswa mulai dari jenjang S1 hingga S3 untuk mendorong inovasi yang mampu meningkatkan hasil secara signifikan.
“Salah satu target utama adalah meningkatkan produksi padi dari 10 ton menjadi 30 ton per hektare. Jika semua pihak terlibat, saya yakin target ini tercapai, meski butuh waktu yang panjang. Yang penting arahnya sudah jelas,” ujar Amran dalam Forum Diskusi Perguruan Tinggi Dengan Mentan dan Mendikti Saintek, di Kanpus Kementan, Jakarta, Senin (24/02/2025)
Mentan menekankan pentingnya hilirisasi hasil penelitian yang dapat bermanfaat langsung untuk masyarakat, termasuk memberikan hak paten mahasiswa ke industri atau mengarahkan inovasi pertanian ke Kementan untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Teknologi alat pertanian yang lebih efisien dan terjangkau juga akan terus dikembangkan dalam upaya mendukung sektor pertanian yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto, menambahkan, sektor pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang dibutuhkan untuk mendukung kemajuan sektor pangan.
“Industri pangan memerlukan SDM yang berkualitas, dan melalui sinergi ini, kita dapat menghasilkan SDM yang kompeten dan siap mengatasi tantangan di sektor pangan,” kata Mendikti Saintek Brian.