Jakarta, Rakyat45.com – Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto hari ini, Senin (17/3/2025) meresmikan penggunaan alat Transcranial Pulse Stimulation (TPS) untuk melayani pasien gangguan neurologi seperti demensia dan alzheimer.
“Alat ini merupakan yang pertama ada di rumah sakit Indonesia, dan saat ini siap melayani pasien gangguan neurologi di Cerebro Vascular Center RSPAD Gatot Subroto,” kata Dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto Letkol CKM dr. Andrie Gunawan.
Menurutnya, TPS memiliki keunggulan bekerja dengan shock wave dan dapat mencapai kedalaman delapan sentimeter untuk mengubah biokimiawi dalam otak untuk membentuk neuro restorasi dalam waktu 20-30 menit. TPS merupakan teknologi non-invasif brain stimulation untuk membantu pengobatan gangguan kognitif dan memori dalam kasus demensia dan Alzheimer.
Proses ini secara tidak langsung membentuk angiogenesis atau proses pembentukan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang sudah ada, menekan fungsi inflamasi, meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga ini menjadi pemacu untuk menghilangkan gejala-gejala yang berhubungan dengan neurologi.
Penggunaan TPS juga diklaim tidak menyebabkan nyeri dan gelombang panas yang dihasilkan dari alat ini sangat rendah sehingga tergolong aman.
“Ada beberapa keunggulan lain, tidak menimbulkan panas pada area kulit kepala. Jadi, secara tidak langsung juga tidak menimbulkan nyeri setelah tindakan mengurangi risiko dengan energi yang sangat rendah, gelombangnya pun sangat rendah,” jelas Andrie.
Andrie mengatakan pasien yang menggunakan terapi TPS adalah pasien yang mengalami gangguan neuro behavior gangguan memori, perilaku dan kognitif dan pasien lansia yang sudah dengan demensia alzheimer.
Pasien akan dilakukan asesmen awal dengan divisi neurobehavior, lalu akan dilakukan terapi dalam enam kali sesi selama dua minggu. Setelah itu, diulang satu bulan sekali sampai 11 bulan.
Setelah satu tahun terapi dengan TPS, dokter akan evaluasi hasil minimal dari tiga bulan, enam bulan sampai setahun pertama, mulai dari kognitif, perilaku dan memori.
Andrie juga mengatakan tidak menutup kemungkinan alat TPS akan bisa menangani gangguan neurologi lainnya tidak hanya memori namun fungsi bicara dan fungsi motorik yang kerap terjadi pada pasien stroke.