Sosialisasi Standar Usaha Pariwisata Digelar di Candi Banyunibo Sleman

Sleman, Rakyay45.com – Candi Banyunibo, yang terletak di Sleman, Yogyakarta, menjadi lokasi strategis dalam pelaksanaan sosialisasi Standar Usaha Jasa Pariwisata, Rabu (21/5/2025). Kegiatan ini menyasar penguatan kapasitas masyarakat dan penggiat wisata lokal dalam mewujudkan desa wisata berstandar nasional yang berkelanjutan dan profesional.

Acara ini dihadiri langsung oleh Anggota DPRD DIY dari Komisi B, Wildan Nafis, SE, MH, yang memberikan dukungan serta arahan strategis bagi para peserta.

Yogyakarta Punya Potensi Wisata Kompleks dan Beragam
Dalam sambutannya, Wildan mengungkapkan optimismenya terhadap potensi pariwisata Yogyakarta. Menurutnya, meskipun saat ini Yogyakarta berada di posisi ketiga sebagai tujuan wisata nasional setelah Bali dan Lombok, namun dari sisi keragaman dan kekayaan budaya, Jogja memiliki nilai lebih.

“Jogja pernah jadi tujuan wisata nomor dua setelah Bali. Kini kita berada di posisi ketiga. Tapi saya yakin, secara potensi, Yogyakarta lebih unggul karena memiliki destinasi alam, budaya, dan sejarah dalam satu wilayah,” jelas Wildan.

Ia mencontohkan, wisatawan di Yogyakarta bisa menikmati pantai seperti Parangtritis, menjelajahi warisan budaya di Candi Prambanan dan Candi Banyunibo, hingga menelusuri sejarah di Keraton Yogyakarta dan situs-situs peninggalan lainnya.

Tantangan: Durasi Kunjungan Wisatawan Asing Masih Pendek
Meski potensi besar, Wildan menyoroti salah satu tantangan utama pariwisata DIY, yakni durasi kunjungan wisatawan mancanegara yang masih tergolong singkat, rata-rata hanya 3–4 hari sebelum mereka kembali ke Bali.

Hal ini, kata dia, harus menjadi fokus perbaikan melalui peningkatan kualitas layanan, kebersihan objek wisata, dan pengembangan infrastruktur pendukung.

“Tempat wisata harus bersih, nyaman, dan lengkap. Ini adalah dasar untuk membuat wisatawan betah dan memperpanjang masa tinggal mereka,” tegasnya.

Ia juga mendorong agar Dana Keistimewaan Yogyakarta digunakan secara maksimal untuk mengembangkan potensi budaya lokal menjadi daya tarik wisata yang dapat dikelola secara profesional.

Candi Banyunibo Jadi Lokasi Strategis Sosialisasi Desa Wisata
Pemilihan Candi Banyunibo sebagai lokasi kegiatan dinilai tepat karena situs ini merupakan bagian dari kekayaan budaya yang belum banyak terekspos, namun menyimpan potensi besar sebagai ikon desa wisata budaya.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membekali masyarakat setempat dengan pemahaman tentang standar usaha pariwisata, manajemen destinasi, serta strategi promosi wisata berbasis potensi lokal.

“Harapannya, Jogja bukan hanya jadi destinasi favorit, tapi juga contoh sukses pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Indonesia,” tutup Wildan.

Baca juga: Peringati Hari Jadi ke-109, Kabupaten Sleman Komitmen Mewujudkan Kejayaan Bersama