Ekonomi

Riau Masuk Daftar Inflasi Tertinggi, Sekda Syahrial: Kita Turun Langsung ke Lapangan!

20
×

Riau Masuk Daftar Inflasi Tertinggi, Sekda Syahrial: Kita Turun Langsung ke Lapangan!

Sebarkan artikel ini
Riau Masuk Daftar Inflasi Tertinggi
Sekdaprov Riau, Syahrial Abdi. (R45/Dok:Istimewa)

Pekanbaru, Rakyat45.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Syahrial Abdi, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Nasional yang digelar secara virtual dari Riau Command Centre, Senin (6/10/2025). Rapat ini menjadi ajang penting bagi pemerintah daerah untuk merumuskan strategi nyata dalam menekan laju inflasi yang tengah meningkat di berbagai wilayah.

Berdasarkan data terbaru, tingkat inflasi Provinsi Riau per September 2025 mencapai 5,08 persen (year-on-year), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di angka 111,17. Angka tersebut menunjukkan adanya tekanan harga yang cukup tinggi di sejumlah sektor kebutuhan pokok.

Dalam arahannya, Sekjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, menegaskan agar kepala daerah lebih aktif turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi pasar. Ia menilai kehadiran pemimpin daerah dapat memberikan pengaruh besar terhadap kestabilan harga dan kepercayaan masyarakat.

“Kami mengimbau seluruh kepala daerah, terutama di 10 provinsi dengan inflasi tertinggi, agar rutin turun ke pasar. Kehadiran langsung akan membantu memahami situasi sebenarnya di lapangan,” ujar Tomsi.

Tomsi juga menyoroti adanya ketimpangan antarwilayah dalam kemampuan menjaga stabilitas harga. Ia mencontohkan Provinsi Papua Pegunungan yang meski menghadapi tantangan logistik berat, justru mampu menjaga inflasi di angka 3,55 persen year-on-year.

“Kalau daerah dengan medan sulit seperti Papua Pegunungan bisa menekan inflasi, seharusnya wilayah lain yang aksesnya lebih mudah juga mampu melakukan hal serupa,” tambahnya.

Sementara itu, Sekda Riau Syahrial Abdi mengakui bahwa kenaikan inflasi di daerahnya banyak dipengaruhi oleh lonjakan harga cabai merah yang meroket tajam di beberapa kabupaten/kota.

“Dari hasil pantauan, cabai merah menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi kita. Bahkan secara nasional, sekitar 60 persen daerah mengalami hal serupa,” jelasnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Pemprov Riau telah menggelar rapat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait serta BUMD Riau Pangan Bertuah. Pemerintah juga mulai melakukan intervensi harga di lima daerah melalui program operasi pasar, bekerja sama dengan Disperindag, Dinas Tanaman Pangan, serta dukungan dari Bank Indonesia.

“Mulai Selasa kami lakukan operasi pasar di lima wilayah. Tujuannya agar harga bisa kembali stabil, minimal setara dengan harga pasar,” kata Syahrial.

Langkah intervensi ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat menjelang akhir tahun, di tengah meningkatnya kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Lebih lanjut, Syahrial menyebut bahwa menurut skema dari Kementerian Pertanian, harga cabai merah diperkirakan akan kembali normal menjelang perayaan Nataru. Pemerintah daerah terus memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan di seluruh wilayah Riau.

“Kami terus berkoordinasi dengan kementerian terkait agar stok aman dan distribusi lancar. Harapannya, menjelang Nataru harga cabai dan bahan pokok lain bisa kembali stabil,” pungkasnya.

Dengan langkah konkret tersebut, Pemprov Riau berkomitmen menekan inflasi dan menjaga keseimbangan ekonomi daerah, sekaligus memastikan masyarakat tetap mampu memenuhi kebutuhan pokok di tengah fluktuasi harga yang terjadi.