Daerah

BI Riau Gelar Bincang Ekonomi untuk Perkuat Pertumbuhan dan Hilirisasi Sawit Rakyat

26
×

BI Riau Gelar Bincang Ekonomi untuk Perkuat Pertumbuhan dan Hilirisasi Sawit Rakyat

Sebarkan artikel ini
Teks foto: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Dr. Panji Achmad, bersama jajaran Forkopimda, perwakilan pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku usaha berfoto bersama usai pembukaan kegiatan Bincang Ekonomi dan Diseminasi Dukung Akselerasi Ekonomi Riau (BEDELAU) 2025 di Hotel Pangeran Pekanbaru, Selasa (21/10/2025)./R45/In.

Pekanbaru, Rakyat45.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau terus memperkuat perannya dalam mendorong transformasi dan akselerasi ekonomi daerah. Melalui kegiatan Bincang Ekonomi dan Diseminasi Dukung Akselerasi Ekonomi Riau atau BEDELAU 2025, BI Riau menggelar forum strategis yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan langkah konkret peningkatan produktivitas dan hilirisasi perkebunan sawit rakyat.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Pangeran Pekanbaru, Selasa (21/10/2025), ini mengangkat tema “Strategi Peningkatan Produktivitas Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau dan Nasional.”

Acara dihadiri oleh jajaran Forkopimda, pejabat pemerintah daerah, akademisi, perbankan, serta pelaku usaha dari berbagai sektor.

Ekonomi Riau Tumbuh Positif di Tengah Tantangan Global

Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Dr. Panji Achmad, dalam paparannya menjelaskan bahwa kinerja perekonomian Riau pada triwulan II 2025 tetap solid di tengah dinamika ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Riau tumbuh 4,59% (yoy), sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,65% (yoy), namun masih menempatkan Riau sebagai provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 nasional dan ke-2 di luar Pulau Jawa, dengan kontribusi sebesar 4,98% terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Panji, kinerja positif tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, investasi yang meningkat, serta ekspor luar negeri yang solid, khususnya dari sektor industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan.

“Komoditas unggulan seperti kelapa sawit dan turunannya, minyak bumi, serta industri bubur kayu dan kertas tetap menjadi penopang utama ekonomi Riau,” ujar Panji.

Inflasi dan Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Dari sisi inflasi, BPS mencatat inflasi Riau pada September 2025 sebesar 1,11% (mtm) atau 5,08% (yoy), sedikit lebih tinggi dari nasional (1,82% yoy). Namun BI Riau optimistis inflasi tahun ini masih akan terkendali dalam rentang sasaran nasional 2,5% ± 1%.

Hal ini sejalan dengan kuatnya kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Riau di bawah koordinasi Gubernur Riau melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Dari sisi stabilitas sistem keuangan, intermediasi perbankan di Riau masih menunjukkan kinerja kuat. Penyaluran kredit kepada korporasi meningkat, sementara kredit rumah tangga juga tetap tumbuh positif. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 79,46%, menandakan likuiditas perbankan masih longgar dan mampu menopang ekspansi kredit ke sektor produktif.

Selain itu, transaksi non-tunai juga mencatatkan peningkatan signifikan. Pertumbuhan positif terjadi pada penggunaan QRIS, BI-RTGS, kartu kredit, dan uang elektronik, menandakan semakin kuatnya adopsi digitalisasi sistem pembayaran di Riau.

Prospek Ekonomi 2025: Tumbuh Lebih Tinggi, Inflasi Terkendali

Perekonomian Riau tahun 2025 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,19%–4,85% (yoy), lebih tinggi dari capaian 2024 sebesar 3,52% (yoy).
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan ekspor bersih, hilirisasi sektor perkebunan, serta dorongan produktivitas di sektor riil.

Sementara itu, inflasi diproyeksikan tetap terkendali dalam sasaran 2,5% ± 1%, didukung stabilitas harga pangan bergejolak (volatile food), inflasi inti (core inflation) yang stabil, dan kebijakan pemerintah untuk menjaga tarif listrik, transportasi, dan energi.

Namun demikian, BI Riau tetap mencermati beberapa potensi risiko seperti ketegangan geopolitik global, kenaikan upah minimum provinsi, serta potensi penyesuaian harga BBM non-subsidi yang dapat memengaruhi tekanan inflasi daerah.

Sinergi Lintas Sektor untuk Ekonomi Berkelanjutan

Kegiatan BEDELAU 2025 menjadi bentuk nyata kontribusi Bank Indonesia dalam memperkuat fungsi advisory dan koordinasi kebijakan antara pemerintah daerah, akademisi, otoritas, dan pelaku usaha.

Forum ini menghadirkan dua narasumber nasional, Prof. Bayu Krisnamurthi, M.S. (Guru Besar Agribisnis IPB) dan Prof. Dr. Adi Sulistiyono, S.H., M.H. (Guru Besar Hukum Ekonomi Universitas Sebelas Maret), yang membahas strategi peningkatan produktivitas sawit rakyat dan regulasi pendukung hilirisasi.

“Melalui forum seperti BEDELAU, kami ingin memperkuat peran sektor perkebunan sebagai penggerak utama ekonomi Riau sekaligus memberi kontribusi konkret bagi perekonomian nasional,” kata Dr. Panji Achmad.

Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah sinergi lintas sektor dalam memperkuat daya saing daerah menuju ekonomi Riau yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.**

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.