DBD di Pekanbaru Meningkat, Warga Diminta Waspada Musim Pancaroba

Pekanbaru, Rakyat45.com – DBD di Pekanbaru menunjukkan tren peningkatan signifikan sepanjang awal tahun 2025. Hingga pekan ke-18, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat total 392 kasus Demam Berdarah Dengue. Lonjakan ini dipicu oleh cuaca pancaroba yang menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mencatat hingga pekan ke-18 tahun 2025, jumlah penderita DBD telah mencapai 392 kasus. Penyakit ini menyerang warga dari berbagai usia dan wilayah, menunjukkan tren peningkatan yang patut diwaspadai.

“Ini adalah peringatan serius, jumlah kasus DBD hingga pekan ke-18 sudah mencapai 392 jiwa,” ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr. Fira Septiyanti, Sabtu (17/5).

Fira menjelaskan, peningkatan kasus tertinggi terjadi pada pekan ke-17 dengan penambahan 23 kasus, disusul pekan ke-18 dengan 21 kasus. Fenomena cuaca yang tidak menentu diyakini menjadi faktor utama berkembangnya jentik-jentik nyamuk di lingkungan warga.

“Kondisi hujan dan panas yang datang silih berganti membuat telur nyamuk cepat menetas, sehingga populasi nyamuk dewasa meningkat drastis,” jelasnya.

Dari sebaran wilayah, Kecamatan Payung Sekaki tercatat sebagai daerah dengan kasus terbanyak, yaitu 48 kasus, diikuti oleh Marpoyan Damai sebanyak 40 kasus, Tenayan Raya (38 kasus), dan Rumbai (37 kasus). Sementara Kecamatan Kulim menjadi wilayah dengan kasus terendah, yakni 11 kasus.

Meski jumlah kasus tinggi, hingga pekan ke-18 belum ditemukan laporan kematian akibat DBD.

“Proporsi kasus antara laki-laki dan perempuan cukup seimbang. Laki-laki mencatat 49 persen kasus dan perempuan sedikit lebih tinggi dengan 51 persen,” tambah Fira.

Sebagai bentuk respons cepat, Dinkes Pekanbaru terus menggalakkan kampanye pencegahan DBD melalui gerakan 3M Plus. Warga diimbau untuk rutin menguras, menutup, dan mendaur ulang barang yang bisa menampung air, serta melakukan langkah tambahan seperti menggunakan kelambu, obat nyamuk, dan memelihara ikan pemakan jentik.

Menanggapi tren peningkatan kasus ini, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 31/SE/2025 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit DBD. Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh jajaran pemerintah, institusi pendidikan, pelaku usaha, hingga masyarakat umum untuk aktif berpartisipasi dalam upaya pencegahan.

Isi edaran tersebut menekankan pentingnya peran bersama dalam memberantas sarang nyamuk, tidak hanya melalui kegiatan 3M Plus, tetapi juga edukasi berkelanjutan di lingkungan masing-masing.

“Kita tidak bisa anggap enteng penyakit ini. Perlu gotong royong semua pihak agar kita bisa menekan angka kasus DBD di Pekanbaru,” tegas Agung dalam keterangannya.

Masyarakat juga diminta waspada terhadap genangan air di sekitar rumah, mengganti air vas bunga secara berkala, membersihkan dispenser, tempat minum hewan peliharaan, serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender dan serai.

Dengan tingginya angka kasus DBD saat ini, kedisiplinan menjaga kebersihan lingkungan dan kesadaran kolektif menjadi kunci utama dalam menekan penyebaran penyakit yang bisa berakibat fatal ini.

 

Baca Juga : Pemkab Rohil Gencarkan Gotong Royong untuk Tangani Wabah Malaria di Sinaboi

Baca Juga : Forkopimda Rohil Tinjau Gotong Royong Penanggulangan Malaria Di Sinaboi