Jakarta, Rakyat45.com – Bank Indonesia (BI) resmi membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, yang menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam sambutannya menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku industri harus semakin diperkuat untuk membangun ekosistem ekonomi syariah yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Mari kita bersama memperkuat komitmen dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dengan semangat kebersamaan, insyaallah kita mampu membawa ekonomi syariah Indonesia menuju masa depan yang lebih baik,” ujar Perry Warjiyo saat membuka ISEF 2025 yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Bank Indonesia, Rabu (8/10/2025).
Tahun ini, penyelenggaraan ISEF memasuki edisi ke-12 sejak pertama kali digelar pada tahun 2014. Sebagai langkah nyata dalam memperkuat fondasi ekonomi syariah nasional, BI meluncurkan empat program utama.
Pertama, Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2025–2029, yang menjadi panduan strategis pelaksanaan program syariah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Kedua, sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan sektor ekonomi syariah, termasuk peningkatan kapasitas pelaku usaha kecil menengah berbasis halal.
Ketiga, penguatan kebijakan operasi moneter syariah, seperti pengembangan instrumen suku BI Syariah untuk mendorong investasi dan pembiayaan halal.
Keempat, peluncuran sistem data terintegrasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) guna meningkatkan transparansi serta efektivitas pengelolaan dana sosial syariah di Indonesia.
“Empat program ini menjadi bagian penting dari strategi besar ekonomi syariah Indonesia. Sinergi lintas sektor menjadi kunci agar ekonomi syariah benar-benar menjadi penggerak utama pertumbuhan nasional,” jelas Perry.
Dalam kesempatan tersebut, Perry juga mengumumkan kabar menggembirakan bahwa ekonomi syariah Indonesia kini menempati peringkat ketiga dunia, naik signifikan dari posisi ke-10 dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Capaian ini, menurutnya, menjadi bukti nyata keberhasilan Indonesia dalam memperkuat fondasi keuangan dan industri halal secara global.
“Kita patut bersyukur, dalam sepuluh tahun ekonomi syariah Indonesia berhasil naik tujuh peringkat hingga menempati posisi ketiga dunia. Ini buah kerja keras seluruh pemangku kepentingan,” ucapnya.
BI menilai, peningkatan peringkat ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan sektor keuangan, tetapi juga menegaskan peran penting Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok ekonomi halal global.
Dengan mengusung tema “Synergy of Islamic Economic and Finance to Strengthen Economic Self-Reliance and Inclusive Economic Growth” atau Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Memperkuat Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, ISEF 2025 menghadirkan berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional.
Rangkaian acara tersebut meliputi seminar dan talkshow ekonomi syariah, Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST), Indonesia International Halal Chef Competition (IN2HCC), business matching, Olimpiade Ekonomi Syariah Nasional (OESN), serta pameran produk halal.
Tak hanya itu, masyarakat juga dapat menikmati Halalicious Food Festival, Kids Festival, hingga ISEF Family Run sebagai bagian dari upaya mendekatkan ekonomi syariah ke seluruh lapisan masyarakat.
Bank Indonesia berharap pelaksanaan ISEF 2025 mampu memperkuat ekosistem halal nasional sekaligus menjadi wadah kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat.
“Ekonomi syariah adalah bagian dari strategi besar pembangunan nasional. Ini bukan hanya tentang sektor keuangan, tetapi juga gaya hidup halal, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan ekonomi yang berkeadilan,” tutup Perry Warjiyo.
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.