RIAU | RAKYAT45.COM – Merasa kebingungan menghadapi anak perempuannya. Pasalnya, anak pertamanya yang kini duduk di bangku kelas 7 SMP itu tengah mengalami masa puber.
Anaknya pun mulai lebih suka keluar bersama teman-temannya dan mulai menyukai lawan jenis.
“Umurnya sekarang sudah 13 tahun. Dia sekarang mulai memperhatikan penampilannya. Saya tahu beberapa kali dia mengirim pesan singkat kepada teman laki-lakinya,” kata Sumira.
Ia melanjutkan, sempat merasa bingung menghadapi hal ini. Di satu sisi, ia menganggap hal itu wajar. Di sisi lain, ia takut anaknya akan melakukan hal yang tidak baik.
“Saya takut, pergaulan saat ini sudah mulai kacau, sebagai orang tua wajar saja kalau saya khawatir,” katanya.
Yunias Setiawati SpKJ (K), psikiater anak dan remaja RSUD Dr Soetomo, mengatakan, pada usia remaja awal, antara 13 hingga 15 tahun, adalah hal yang wajar jika anak mulai tertarik dengan lawan jenis.
“Remaja, menurut Erik Erikson, berada dalam fase pencarian identitas diri. Selain aspek fisik, mereka juga mengalami perubahan pada aspek emosional. Mereka mulai memberontak kepada orang tua, memisahkan diri dari orang tua, bergaul dan merasa tertarik dengan lawan jenis,” jelas Yunias.
Untuk menghadapi anak yang beranjak remaja dan mulai tertarik pada lawan jenis, ia mengatakan orang tua perlu memahami tahap perkembangan anak.
“Pada tahap ini, orang tua berperan sebagai teman anak. Artinya, orang tua perlu memberikan kesempatan dan menjadi telinga yang mendengarkan,” katanya.
Hubungan yang baik antara orang tua dan anak akan membangun rasa percaya diri, harga diri, kemandirian dan citra diri yang baik.
“Selain posisi sebagai teman, Anda juga harus menanyakan teman dekat anak. Bila perlu, undanglah teman dekatnya ke rumah untuk makan malam bersama agar orang tua bisa lebih mengenalnya. Jika Anda merasa hubungan mereka kurang baik, nasihati mereka dengan baik,” jelasnya.
Hubungan sepasang remaja, lanjutnya, adalah hal yang wajar jika dapat meningkatkan prestasi, membuat mereka bersemangat belajar dan mendorong mereka untuk aktif bergaul dengan teman-temannya.
“Yang tidak normal itu kalau sampai membuat malas belajar, selalu mencari dan menghubungi pacar, marah-marah kalau tidak bisa bertemu, bahkan sampai melakukan percobaan bunuh diri,” kata Yunias.
Untuk menghindari hal-hal buruk tersebut, orang tua juga harus memberikan batasan, seperti tidak boleh lebih dari dua jam menggunakan ponsel.
“Kalau perlu, kita juga tahu isi obrolan di antara mereka. Asalkan kita memberikan izin terlebih dahulu kepada anak. Kita juga akan marah kalau disadap seperti ini tanpa izin,” katanya.
Yang tak kalah penting, kata Yunias, adalah memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada anak.
“Guru dan orang tua harus memberikan pendidikan ini agar anak bisa menjaga dirinya sendiri. Sejak dini perlu diberikan edukasi tentang bagian-bagian yang boleh dan tidak boleh disentuh dan dilihat. Anak perlu edukasi tentang bau kelamin dan hubungan seksual yang sehat,” jelasnya.( sumber: surya.co.id)
BACA JUGA: Lulu Hikmah Remaja Bengkalis Terpilih di Ajang Nasional Voice of Ramadan Global TV
Yuk! baca artikel menarik lainnya dari RAKYAT45.COM di GOOGLE NEWS