Jakarta, Rakyat45.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau para petani agar memanfaatkan musim hujan tahun ini dengan bijak. Diperkirakan akan berlangsung lebih panjang, musim hujan ini menjadi peluang emas untuk meraih hasil panen padi yang melimpah.
Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa musim hujan diprediksi datang lebih awal dan akan mencapai puncaknya pada bulan November. Hal ini memungkinkan petani untuk memulai penanaman lebih cepat, sehingga hasil panen bisa lebih optimal. Berdasarkan data dari BMKG, puncak musim hujan akan berlangsung dari November hingga Maret 2025, mencakup 79,1 persen dari total zona musim (ZOM) di Indonesia yang diperkirakan akan berada dalam kategori normal.
“Kondisi ini sangat menguntungkan bagi petani, karena dengan curah hujan yang normal, mereka bisa mengatur pola tanam dengan lebih baik,” ujar Ardhasena di Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Kementerian Pertanian (Kementan) juga telah memberikan rekomendasi agar petani mulai menanam pada pertengahan Oktober ini, seiring dengan prediksi BMKG. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas, terutama di wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami puncak musim hujan pada November hingga Desember 2024, seperti Sumatera, pesisir selatan Pulau Jawa, dan Kalimantan.
“Musim hujan yang panjang memberikan peluang bagi petani untuk melakukan dua kali masa tanam, sehingga hasil panen bisa meningkat secara signifikan,” tambah Ardhasena.
Meski musim hujan ini membawa peluang besar, petani tetap perlu waspada terhadap risiko hujan ekstrem. Akademisi Agroteknologi dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sriwigama, Ida Aryani, mengingatkan bahwa curah hujan yang berlebihan dapat menyebabkan genangan air yang merusak tanaman, terutama pada fase pembungaan dan pematangan biji. Selain itu, genangan air berlebih dapat mencuci nutrisi penting di tanah, memperparah serangan hama dan penyakit seperti busuk akar dan blast.
“Oleh karena itu, penting bagi petani untuk bekerja sama dengan penyuluh pertanian dalam menjaga kondisi lahan, terutama di daerah yang rentan mengalami curah hujan ekstrem,” kata Ida.
Dengan manajemen yang tepat, musim hujan panjang ini diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi padi hingga mencapai target Kementan sebesar 32,29 juta ton pada musim panen awal 2025.
Musim hujan tahun ini membuka peluang besar bagi petani padi untuk meningkatkan produksi, namun kesiapan dalam menghadapi risiko cuaca ekstrem tetap diperlukan. Pemanfaatan data prakiraan cuaca dari BMKG serta dukungan dari pemerintah daerah dan penyuluh lapangan akan menjadi kunci sukses panen yang melimpah.