Kampar, Rakyat45.com — Rumah Produksi Blado, sebuah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bangkinang, Kabupaten Kampar, berhasil menarik perhatian berkat inovasinya dalam memproduksi camilan berbasis konsep ekonomi syariah. Usaha ini tidak hanya sukses menciptakan produk berkualitas, namun juga berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat sekitar.
Pemiliknya, Siti Nurjannah, memulai usaha ini pada tahun 2017 dengan semangat untuk membantu perekonomian keluarganya yang saat itu berada dalam kondisi sulit.
Ditantang oleh kondisi keuangan yang terbatas, Siti melihat peluang dari singkong, yang kemudian ia olah menjadi keripik cabe, salah satu produk yang kini menjadi favorit di pasar.
“Awalnya hanya sebagai tambahan lauk sate di sekitar rumah, tidak lebih dari 30 bungkus sehari. Tapi setiap habis terjual, rasanya puas sekali. Dari situ saya mulai menitipkan produk di beberapa toko,” ungkap Siti sambil mengenang awal perjuangannya.
Melalui berbagai inovasi rasa dan varian, seperti keripik kentang mustofa dan ikan salai, Rumah Produksi Blado terus berkembang. Siti menggandeng Pesantren Umar Bin Khattab di Tapung untuk memasok kebutuhan singkongnya yang mencapai dua ton per bulan.
Bahkan, Rumah Produksi Blado telah menerapkan konsep zero waste, memanfaatkan limbah produksi untuk dijadikan kompos, yang dimanfaatkan oleh warga sekitar.
“Kami berusaha menjalankan prinsip keadilan dalam bisnis ini, selaras dengan ekonomi syariah,” jelas Siti. Ia juga memberdayakan masyarakat setempat, termasuk ibu-ibu janda yang mengalami kesulitan pekerjaan.
Ketekunan Siti membuahkan hasil. Kini, produk Rumah Produksi Blado telah merambah ke toko oleh-oleh di Kampar dan berhasil menarik banyak pesanan, termasuk melalui penjualan daring. Siti rajin mengikuti bazar UMKM, yang membuka peluangnya untuk dikenal lebih luas.
Pada tahun 2023, Rumah Produksi Blado mendapat penghargaan dari Bank Indonesia (BI) sebagai salah satu produk unggulan Riau dengan produk ikan salainya. “Program pembinaan dari BI sangat membantu kami dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan kualitas produk.
Kami juga dilibatkan dalam pelatihan ketahanan pangan dan kewirausahaan,” ungkap Siti. BI bahkan mengundangnya untuk ikut serta dalam ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), yang memberi kesempatan untuk memperluas jaringan ke pasar nasional.
Ke depan, Siti berencana untuk mengembangkan produk berbahan baku singkong lainnya, seperti tepung kasava untuk bahan kue dan gula cair dari pati singkong. Menyadari potensi pasar yang besar, khususnya di Pulau Jawa, ia juga bercita-cita membuka cabang baru dalam waktu dekat.
Dengan semangat berinovasi dan komitmen pada prinsip syariah, Rumah Produksi Blado kini menjadi salah satu contoh UMKM yang tidak hanya sukses, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Siti berharap usahanya dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya untuk tumbuh dengan prinsip keberlanjutan dan memberdayakan komunitas di sekitarnya.