Gunungkidul, Rakyat45.com – PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Bag), anak perusahaannya, menggelar program kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Desa Karangasem, Gunungkidul, Yogyakarta. Program ini memanfaatkan maggot dari lalat Black Soldier Fly (BSF) untuk mengolah sampah organik secara berkelanjutan.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, menyebut program ini dirancang untuk menciptakan kemandirian warga dalam pengelolaan sampah organik dapur. “Kami berkomitmen menjadikan program ini sebagai inisiatif berkelanjutan.
Harapannya, keberhasilan program bergantung pada tingkat partisipasi warga Desa Karangasem dalam memilah sampah organik sehingga dapat menjadi contoh bagi desa lain,” ungkapnya, Minggu (17/11).
Melalui program ini, PLN EPI mengedukasi warga Desa Karangasem tentang pentingnya pemilahan sampah, kebersihan lingkungan, hingga pengolahan sampah terpadu. Sampah organik yang terkumpul diolah dengan teknologi biokonversi menggunakan maggot BSF.
Larva BSF dikenal efektif mendegradasi sampah tanpa menimbulkan bau dan menghasilkan kompos organik. Selain itu, maggot yang dihasilkan menjadi sumber protein alternatif untuk pakan unggas dan ikan.
Program ini juga menggandeng Bank Sampah Ngupadi Rejeki sebagai mitra lokal. Komunitas ini bertugas mengumpulkan dan memilah sampah organik dari rumah tangga untuk diolah menjadi pakan maggot. Aktivitas ini tidak hanya membantu mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga.
“Kami ingin meningkatkan keterampilan warga Karangasem dalam mengelola sampah secara mandiri. Dengan adanya edukasi ini, rumah menjadi lebih bersih dan sehat, sekaligus memberikan manfaat ekonomi,” tambah Mamit.
Selama tujuh bulan pelaksanaan, program ini ditargetkan melibatkan 250-300 kepala keluarga. Diproyeksikan, volume sampah organik yang dikelola dapat mencapai 2-3 ton per bulan. Selain mengurangi beban retribusi sampah, hasil produk maggot dan turunannya juga memberikan tambahan pendapatan bagi warga.
Kepala Bebadan Pangreksaloka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, memberikan apresiasi terhadap program ini. “Inisiatif ini menjadi percontohan yang baik bagi kalurahan lain di Yogyakarta.
Dengan konsistensi, program ini mampu menghadirkan dampak positif bagi masyarakat dan memperkuat ekonomi sirkular,” ujarnya.
Bank Sampah Ngupadi Rejeki juga terus mengembangkan berbagai inovasi, seperti pembuatan pupuk cair dari limbah organik dapur dan kompos dari limbah ternak, guna mendukung visi pengelolaan sampah terpadu di Desa Karangasem.
“Semoga program ini menjadi langkah awal menuju perubahan yang berkelanjutan,” tutup Marrel.