Relawan Flores Timur Buka Layanan Cukur Gratis untuk Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi

Larantuka, Rakyat45.com – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang melanda Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak awal November 2024 telah memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka. Di tengah keterbatasan di posko pengungsian, muncul inisiatif unik dari sejumlah relawan muda yang menawarkan layanan cukur rambut dan jenggot gratis bagi para penyintas.

Paulinus Weo Angi (22), salah satu relawan, menjelaskan bahwa ide ini lahir dari keinginannya bersama teman-teman untuk memberikan sedikit kenyamanan di tengah situasi darurat. “Kami ingin berbagi apa yang bisa kami lakukan. Kebetulan kami punya keahlian memangkas rambut, jadi kami pikir ini bisa membantu warga di pengungsian,” ujarnya di Larantuka, Kamis (28/11/2024).

Berawal dari rutinitasnya membuka jasa pangkas rambut di Larantuka, Paulinus bersama dua rekannya membawa perlengkapan sederhana ke Pos Lapangan Kobasoma. Usai mengikuti ibadah Minggu, mereka langsung memulai aksi sosial ini.

Pada hari pertama layanan cukur gratis, mereka melayani 25 orang penyintas. “Kami tidak hanya memangkas rambut, tetapi juga mencoba mengembalikan rasa percaya diri mereka di tengah kondisi sulit,” tambah Paulinus.

Aksi tersebut mendapat sambutan hangat dari warga pengungsian. Bagi mereka, layanan ini tidak hanya soal penampilan, tetapi juga bentuk perhatian yang mampu menguatkan mental di tengah kesulitan.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki telah memengaruhi 13.167 jiwa, dengan 5.563 warga terpaksa tinggal di posko pengungsian dan sisanya mengungsi secara mandiri. Selain itu, bencana ini mengakibatkan sembilan korban meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka serius.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap bisa sedikit meringankan beban mereka. Semoga bencana ini segera berlalu, dan kehidupan masyarakat dapat pulih kembali,” harap Paulinus.

Layanan pangkas rambut gratis ini direncanakan terus berlanjut dengan lokasi berbeda setiap minggunya. Aksi sederhana ini menjadi bukti nyata bagaimana solidaritas dan keahlian dapat berkontribusi besar bagi para penyintas bencana, memberikan secercah harapan di tengah duka.(rls)