Jakarta, Rakyat45.com – Bank Indonesia (BI) telah berhasil menyelesaikan Proof of Concept (PoC) Rupiah Digital, yang merupakan kelanjutan dari Proyek Garuda. Proyek ini merupakan upaya Bank Indonesia untuk mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC), yang dikenal dengan nama Rupiah Digital.
Tahap pertama dari PoC ini berfokus pada pengembangan *immediate state-wholesale cash ledger*. Sebelumnya, BI telah melalui serangkaian tahapan penting, termasuk penyusunan *white paper*, *consultative paper*, dan pelaksanaan konsultasi publik.
Menurut Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, PoC ini bertujuan untuk menguji kesiapan teknologi yang akan mendukung model bisnis Rupiah Digital. Uji coba ini mencakup berbagai aspek krusial, seperti keamanan transaksi, interoperabilitas dengan sistem pembayaran lainnya, serta kecanggihan teknis yang mendasari infrastruktur keuangan yang ada.
“Proses pengujian dilakukan secara menyeluruh, untuk memastikan bahwa sistem yang dikembangkan dapat memberikan layanan yang efisien, aman, dan andal,” kata Denny. Pengujian ini memanfaatkan platform berbasis Distributed Ledger Technology (DLT), yang memungkinkan pencatatan transaksi secara terdistribusi.
DLT, menurut Denny, adalah sistem yang memungkinkan seluruh peserta untuk memiliki catatan transaksi yang terkoordinasi dan disinkronisasi dengan menggunakan metode konsensus. Teknologi ini terbukti dapat memenuhi kebutuhan teknis dan bisnis untuk pengelolaan wholesale Rupiah Digital cash ledger.
Hasil dari uji coba tahap pertama ini menunjukkan bahwa PoC dapat memenuhi semua skenario yang direncanakan. Ini membuktikan bahwa solusi berbasis DLT mampu memenuhi standar teknis dan bisnis yang diperlukan dalam pengembangan Rupiah Digital.
“PoC tahap pertama ini menjadi fondasi penting dalam perjalanan eksperimen Rupiah Digital, dan akan menjadi dasar yang kuat untuk memperkuat aspek bisnis dan teknisnya di masa depan,” tambah Denny.