Jakarta, Rakyat45.com – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) berencana membuka lebih dari 1 juta hektare lahan baru untuk penanaman jagung. Langkah ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan hal ini usai rapat koordinasi pengembangan jagung di Jakarta, Senin (16/12/2024). “Kami menargetkan minimal 1 juta hektare lahan baru untuk penanaman jagung. Ini bagian dari strategi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan mendukung program swasembada pangan,” ujar Sudaryono.
Pembukaan lahan baru ini dinilai tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jagung, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam mengurangi impor. Sudaryono menekankan bahwa pengembangan jagung ini dilakukan tanpa mengganggu kebutuhan komoditas lain, seperti padi gogo. Hal ini dimungkinkan karena jagung memiliki karakteristik yang fleksibel dan mampu tumbuh dengan sistem tumpang sari.
Dalam rapat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Polri, BUMN, dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Wamentan menjelaskan bahwa pihaknya telah memetakan sekitar 1,2 juta hektare lahan potensial untuk ditindaklanjuti.
“Kami sudah mengidentifikasi lahan secara global. Selanjutnya, kami akan melakukan pemetaan rinci, termasuk lokasi spesifik, koordinat, dan luas efektif yang siap ditanami jagung. Semua langkah ini dilakukan secara terencana dan detail,” tambahnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen jagung di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 2,49 juta hektare. Dengan adanya tambahan lahan baru, diharapkan produksi jagung nasional dapat meningkat secara signifikan, memperkuat kemandirian pangan Indonesia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan juga menyatakan optimisme terhadap ketahanan pangan Indonesia. Ia menyebutkan bahwa mulai tahun depan, Indonesia tidak lagi akan mengimpor sejumlah komoditas pangan, termasuk beras, jagung, gula, dan garam untuk konsumsi.
“Mulai tahun depan, kita putuskan tidak impor beras, jagung untuk pakan, dan garam untuk konsumsi. Ini adalah langkah besar menuju kedaulatan pangan,” ujar Zulkifli setelah rapat koordinasi bidang pangan di Jakarta.
Dengan langkah strategis ini, pemerintah yakin ketahanan pangan dapat tercapai, sekaligus membangun kemandirian dan daya saing sektor pertanian Indonesia di tingkat global. Pembukaan lahan baru jagung menjadi salah satu upaya konkret untuk mewujudkan visi tersebut.
Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka peluang besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian.