Jakarta, Rakyat45.com – Satu bulan terakhir tren relokasi industri ke Indonesia mulai terlihat sebagai dampak tarif 10 persen oleh Amerika Serikat (AS) terhadap barang impor China. Beberapa relokasi industri yang dilakukan ke Indonesia, salah satunya peletakan batu pertama sebuah pabrik di daerah Jawa Barat.
Menurut Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Septian Hario dengan ekspor 100 persen ke Amerika sebuah pabrik melakukan groundbreaking di Jawa Barat, Kamis (6/3/3036). “Kita perlu kerja lebih keras supaya makin banyak yang pindah dan relokasi ke Indonesia,” kata Seto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/2/2025) sore.
Seto dan bersama anggota DEN lainnya, Chatib Basri dan Firman Hidayat, mengadakan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto untuk melaporkan sejumlah dampak dari kebijakan Presiden AS Donald Trump tersebut.
Amerika Serikat di bawah Trump resmi menerapkan tarif impor baru, 25 persen untuk barang impor dari Kanada dan Meksiko, serta 10 persen untuk barang impor dari China.
Menurut Chatib Basri, perang dagang antara AS dan China, serta pengenaan tarif impor sebesar 10 persen berpotensi membuat perusahaan dengan basis produksi dari China akan memindahkan industrinya ke negara-negara yang tidak dikenakan tarif impor, salah satunya Indonesia.
“Indonesia harus bisa memanfaatkan kesempatan ini, mengingat negara tetangga Vietnam juga menjadi sasaran investasi bagi perusahaan untuk melakukan relokasi industri,” katanya.
Di sisi lain, katanya, Indonesia juga harus melakukan reformasi untuk menarik peluang, mulai dari perbaikan iklim investasi, kebijakan yang konsisten hingga kepastian dan kemudahan berusaha.
Chatib juga menekankan pentingnya reformasi birokrasi melalui digitalisasi atau GovTech, untuk mempercepat proses administrasi dan meningkatkan daya tarik investasi Indonesia.