Jakarta, Rakyat45.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan langkah strategis pemerintah dalam mempercepat transisi ke energi bersih melalui pembangunan infrastruktur interkoneksi listrik antara Pulau Sumatera dan Jawa.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyampaikan hal tersebut dalam keterangan resmi di sela-sela konferensi iklim COP29 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan, Jumat (15/11/2024).
Eniya menjelaskan, salah satu tantangan utama dalam mencapai target transisi energi bersih adalah keterbatasan jaringan transmisi antarpulau. Pulau Sumatera, yang memiliki potensi besar dalam pembangkitan energi terbarukan, seperti tenaga air, belum dapat memaksimalkan potensinya karena keterbatasan infrastruktur.
“Sumatera memiliki potensi luar biasa untuk menghasilkan listrik dari tenaga air. Namun, potensi ini belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena belum ada interkoneksi yang menghubungkan Sumatera dengan pusat-pusat beban listrik di Jawa,” jelasnya.
Kementerian ESDM merencanakan pembangunan jaringan transmisi listrik Sumatera-Jawa dalam kurun waktu 2 hingga 3 tahun ke depan. Proyek ini menjadi prioritas untuk memanfaatkan potensi energi terbarukan Sumatera sekaligus memastikan distribusi energi bersih lebih merata.
“Interkoneksi ini akan menjadi solusi strategis untuk mempercepat transisi energi. Kami juga merencanakan proyek serupa untuk Kalimantan dan Sulawesi, baik antarpulau maupun di dalam pulau itu sendiri,” ujar Eniya.
Selain pembangunan infrastruktur, Eniya menekankan peluang besar bagi investor dalam mendukung transisi energi Indonesia. Pemerintah membuka peluang investasi senilai lebih dari 30 miliar dolar AS hingga 2030, khususnya untuk energi terbarukan dan pembangunan jaringan infrastruktur pendukung.
“Transisi energi adalah peluang besar. Dengan membuka ruang investasi, kami berharap dapat mempercepat peralihan ke energi ramah lingkungan yang berkelanjutan,” kata Eniya.
Meski fokus pada energi bersih, Eniya mengakui bahwa batu bara tetap akan menjadi bagian dari bauran energi nasional untuk beberapa waktu mendatang. Hal ini diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan listrik nasional.
“Batu bara masih diperlukan untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan, meskipun kami berkomitmen untuk secara bertahap mengurangi ketergantungan pada batu bara,” tegasnya.
Konferensi COP29 di Baku, Azerbaijan, menjadi forum penting bagi negara-negara di dunia untuk memperkuat komitmen terhadap mitigasi perubahan iklim. Dalam pertemuan ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mempercepat transisi ke energi bersih sekaligus mengundang kerja sama global dalam mencapainya.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap dapat mendukung target global pengurangan emisi sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam transisi energi bersih dunia.