Lima Kendala Dihadapi DLHK Pekanbaru untuk Menuntaskan Persoalan Sampah

Pekanbaru, Rakyat45.com – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru menghadapi sejumlah kendala dalam pengelolaan sampah. Ada lima permasalahan utama yang menjadi tantangan bagi DLHK. Hal ini dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru, Iwan Simatupang.

“Kendala pertama yang kami hadapi adalah maraknya tempat pembuangan sementara (TPS) ilegal. Saat ini, kami hanya memiliki data 87 TPS resmi yang telah disampaikan oleh para camat. Di luar itu terdapat sekitar 180 titik TPS ilegal yang tersebar di berbagai lokasi,” katanya.

Kendala kedua kata Iwan Simatupang, soal ketidakpatuhan masyarakat terhadap jadwal pembuangan sampah. Sesuai aturan, masyarakat seharusnya membuang sampah pada pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB. “Kenyataannya, masih banyak warga yang membuang sampah di luar jam yang ditentukan, bahkan hingga siang hari saat jam kerja berlangsung,” kata Iwan.

Masalah ketiga yang dihadapi DLHK adalah tidak tersedianya wadah sampah di berbagai tempat usaha, baik toko, badan usaha, maupun ruko. Akibatnya, sampah kerap berserakan dan tidak terkelola dengan baik. “Kendala keempat adalah keberadaan angkutan sampah mandiri yang hingga saat ini belum berkolaborasi dengan kami maupun pihak ketiga yang ditunjuk,” jelasnya.

Menurutnya, ada indikasi bahwa angkutan mandiri ini membuang sampah dalam jumlah besar ke TPS, sehingga menyebabkan sampah menumpuk hingga ke badan jalan.

Sedangkan kendala kelima yang menjadi perhatian serius adalah seringnya terjadi kerusakan alat berat di tempat pembuangan akhir (TPA) 2 Muara Fajar. Kapasitas TPA 2 Muara Fajar yang sudah penuh semakin memperparah kondisi tersebut. Sehingga, pengelolaan sampah semakin sulit.

“Kondisi TPA saat ini sudah bisa dikatakan penuh dan tidak lagi mampu menampung sampah dalam jumlah besar,” jelas Iwan.

Tetapi kata Iwan, DLHK Pekanbaru terus berupaya mencari solusi terhadap berbagai kendala ini agar pengelolaan sampah dapat berjalan lebih efektif dan kebersihan kota tetap terjaga. “Tentunya kita tidak tinggal diam, berupaya mencari jalan keluar,” ujar Iwan.