Jakarta, Rakyat45.com – Dalam upaya pencegahan gangguan mental, Health Collaborative Center (HCC) menyoroti pentingnya layanan skrining kesehatan jiwa di Indonesia. Namun, hanya sekitar 15% Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang menyediakan layanan ini, sebuah angka yang masih sangat rendah dibandingkan kebutuhan masyarakat.
Ketua HCC, Ray Wagiu Basrowi, menjelaskan bahwa potensi peningkatan layanan ini bisa dilakukan melalui pemanfaatan media sosial (medsos) secara efektif. “Kampanye di media sosial terbukti berhasil meningkatkan partisipasi skrining hingga tiga kali lipat,” ujarnya dilansir dari isafetymagazine.
Salah satu inisiatif yang sukses adalah kampanye #CekTemanSebelah di Instagram. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk saling memeriksa kondisi kesehatan jiwa teman dan keluarga mereka. Dengan hampir 100 juta pengguna Instagram di Indonesia pada 2023, platform ini dinilai efektif dalam menjangkau audiens yang luas.
Selama tiga minggu pertama kampanye, kata kunci seperti “curhat” dan “tanya kabar” menjadi bentuk keterhubungan paling sering dilakukan oleh para peserta. Kampanye ini berhasil melibatkan 688 partisipan dari berbagai latar belakang, dengan mayoritas ibu rumah tangga (65%), pekerja lain (17%), dan pegawai swasta (15%).
Menurut Ray, kampanye #CekTemanSebelah tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga mendorong keterlibatan sosial melalui konten yang menarik dan interaktif. “Pesan kami tersebar luas dan cepat berkat partisipasi sukarela masyarakat,” tambahnya.
Lebih dari 30% warganet yang mengikuti kampanye tersebut berbagi pengalaman tentang menjalani skrining kesehatan jiwa dan memotivasi orang lain untuk ikut serta. Diskusi di dunia maya mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental pun semakin meluas.
Melalui hasil kampanye ini, HCC merekomendasikan pemanfaatan media sosial secara lebih maksimal oleh semua pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan layanan skrining kesehatan jiwa di seluruh Puskesmas di Indonesia.