Rengat, Rakyat45.com – Sebanyak 52 guru bantu daerah (GBD) tingkat provinsi yang bertugas di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menghadapi masalah serius. Gaji mereka belum dibayarkan selama tiga bulan terakhir. Bahkan, dua orang guru mengalami nasib lebih buruk karena belum menerima haknya selama enam bulan penuh.
Seorang GBD yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya atas situasi tersebut. “Sekarang sudah memasuki pekan kedua Desember 2024, tapi gaji kami selama tiga bulan terakhir belum juga dibayarkan,” ujarnya, Senin (9/12/2024).
Menurutnya, sejumlah guru telah berusaha mencari solusi dengan menghubungi organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Sayangnya, upaya itu sejauh ini belum membuahkan hasil. “Kami tidak tahu pasti apa penyebab keterlambatan ini. Situasi ini memaksa kami untuk mencari penghasilan tambahan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Ia berharap agar pihak berwenang segera mengambil tindakan. “Gaji ini sangat berarti bagi kami. Dengan nominal yang ada, itu pun hanya cukup untuk kebutuhan pokok sehari-hari,” ungkapnya lirih.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Inhu, Kamaruzaman, hingga kini belum memberikan tanggapan. Pesan yang dikirim melalui WhatsApp juga belum direspons.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Inhu, Risdiwiantoro, mengungkapkan bahwa bantuan keuangan (Bankeu) dari provinsi untuk membayar GBD baru saja diterima. “Setahu saya, Bankeu provinsi untuk GBD baru masuk,” ujarnya.
Risdiwiantoro juga menambahkan bahwa ia akan mengingatkan OPD terkait untuk segera membuat dan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). “Saya akan koordinasikan kembali kapan SPP-nya bisa dibuat,” jelasnya.
Kondisi ini menambah beban para guru yang telah berkontribusi besar di daerah. Ketidakpastian pembayaran gaji ini menuntut perhatian serius dari semua pihak terkait agar hak-hak para tenaga pendidik ini segera terpenuhi.
