Rokan Hulu, Rakyat45.com — Isu panas mengguncang wilayah Kotalama, Kecamatan Kuntodarussalam, Kabupaten Rokan Hulu. Seorang oknum anggota DPRD, berinisial PR, diduga terlibat dalam hubungan terlarang dengan seorang wanita berinisial ID. Meski belum muncul secara resmi di media arus utama, rumor ini telah menjadi buah bibir yang ramai dibicarakan warga dan kalangan internal DPRD.
Desas-desus yang merebak sejak beberapa waktu lalu ini semakin kuat setelah sejumlah warga mengakui kepada wartawan bahwa topik ini memang menjadi perbincangan hangat. Namun, tak seorang pun yang bisa menunjukkan bukti otentik terkait dugaan tersebut.
Pada Selasa (17/6), tim media berupaya menggali kebenaran isu ini dengan mendatangi Desa Bagan Tuju, tempat tinggal keluarga ID. Di sana, mereka bertemu Inisial A, ibu dari ID, yang mengaku geram sekaligus heran isu lama ini kembali mencuat.
Kehadiran wartawan sempat membuat A panik. Ia langsung menghubungi beberapa pihak, termasuk PR sendiri. Dalam percakapan via telepon yang terdengar oleh wartawan, A mendesak agar PR menghentikan penyebaran isu yang mencemarkan nama baik anaknya.
“Betul, saya hubungi dia. Saya minta isu ini dihentikan. Anak saya sudah kembali ke Aceh dua bulan lalu. Ya, dia memang pernah bekerja di sekretariat Partai Itu di Kotalama saat Pileg 2024, tapi tidak ada bukti kalau mereka berselingkuh. Isu ini awalnya memang datang dari istrinya,” ujar A penuh emosi.
Ia menambahkan bahwa tudingan ini mencuat setelah istri PR menuding ID tanpa dasar. “Saya bahkan sempat bilang ke istrinya: kalau tak sanggup jaga suami, carikan saja istri lain. Jangan anak saya yang dituduh,” tegas A.
Namun yang mengejutkan, setelah perbincangan itu, PR justru balik menekan wartawan dengan nada kasar dan ancaman. Melalui sambungan telepon, PR menyatakan keberatan atas kunjungan wartawan ke rumah ID dan menantang mereka untuk menemuinya langsung di Kotalama.
Tak hanya PR, tekanan juga datang dari oknum lain berinisial IL, yang diketahui merupakan anggota Koramil Kotalama. Dalam nada serupa, IL mempertanyakan legalitas kehadiran tim media dan juga mengeluarkan pernyataan bernada ancaman.
“Kalian punya izin masuk ke Kotalama? Catat nomor saya, saya tunggu di sini sekarang juga!” ujar IL, menambah ketegangan suasana.
Insiden ini menimbulkan kesan bahwa ada upaya sistematis untuk menekan dan menghalangi proses pencarian fakta oleh awak media. Reaksi berlebihan dari pihak-pihak yang disebutkan justru menimbulkan kecurigaan baru di kalangan publik.
Sementara itu, sumber internal dari Partai terkait di Rokan Hulu mengonfirmasi bahwa partai telah mendengar rumor tersebut sejak lama.
“Memang isu itu sudah kami dengar. Tapi, ini masih dianggap urusan pribadi. Jika diperlukan, kami pasti akan panggil yang bersangkutan untuk dimintai klarifikasi,” ujar salah satu petinggi partai saat dimintai keterangan pada Rabu (18/6).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari PR ataupun tindakan tegas dari partai terkait situasi ini. Namun satu hal yang pasti, masyarakat Rokan Hulu kini tengah menunggu transparansi dan tanggung jawab dari para pihak terkait.