Peristiwa

Tragis! Fathier Risky Teknisi Internet di Pekanbaru Tersengat Listrik Saat Bekerja

29
×

Tragis! Fathier Risky Teknisi Internet di Pekanbaru Tersengat Listrik Saat Bekerja

Sebarkan artikel ini
Tragis! Fathier Risky Teknisi Internet di Pekanbaru Tersengat Listrik Saat Bekerja
Suasana di Jalan Siak II, Kota Pekanbaru, mendadak geger pada Selasa siang, 28 Oktober 2025. /R45/md

Pekanbaru, Rakyat45.com Suasana di Jalan Siak II, Kota Pekanbaru, mendadak geger pada Selasa siang, 28 Oktober 2025. Seorang teknisi jaringan internet bernama Muhammad Fathier Risky (20) tersengat aliran listrik bertegangan tinggi saat tengah memasang kabel di salah satu titik proyek jaringan.

Saksi mata di lokasi menyebut, tubuh Fathier seketika terpental setelah tangannya menyentuh kabel listrik milik PLN yang melintang rendah. Rekan-rekannya sontak berteriak panik sebelum akhirnya mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat.

Akibat insiden itu, Fathier menderita luka bakar serius hingga 46 persen di tubuh bagian atas, dan kini masih menjalani perawatan intensif di RS Prima Pekanbaru.

“Tubuhnya tersengat dan terpental ke tanah. Saat dibawa ke rumah sakit, kulit di dada dan punggungnya sudah melepuh,” kata salah seorang rekan kerja yang enggan disebutkan namanya.

Dua minggu berlalu sejak kejadian itu, kondisi Fathier belum banyak membaik. Dari balik selimut tipis di ruang rawat, tubuhnya nyaris tak bergerak. Bau obat luka bakar menyengat di udara.

Sang ibu, Ruri Ria Sari, setia mendampingi anak sulungnya itu. Dengan mata sembab, ia menceritakan bagaimana perjuangan anaknya kini tak hanya melawan rasa sakit, tapi juga beban biaya pengobatan yang kian menumpuk.

“Rumah sakit bilang tagihan sudah lebih dari 23 juta rupiah. Perusahaan yang dulu janji menanggung biaya, sekarang malah tak bisa dihubungi,” ungkap Ruri dengan nada kecewa.

Fathier diketahui bekerja di bawah PT In Neo, vendor penyedia jaringan internet My Republic. Namun, sejak beberapa hari setelah kejadian, pihak perusahaan dikabarkan menghilang tanpa kabar.

Lebih menyedihkan lagi, kartu BPJS Ketenagakerjaan Fathier ternyata tidak aktif, meski setiap bulan gajinya dipotong untuk iuran.

“Hari Jumat nanti dokter mau operasi lagi. Tapi kami benar-benar sudah tidak punya uang,” tutur Ruri sambil menggenggam tangan anaknya yang terbakar.

Ketika dikonfirmasi, pihak My Republic Pekanbaru mengaku tidak mengetahui detail kejadian tersebut.

“Kami hanya menangani pelanggan dan pemasaran. Untuk urusan teknis ada di pihak vendor,” ujar seorang staf My Republic setempat.

Sementara dari Jakarta, Angga Wijaya, perwakilan teknis My Republic, mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti laporan ini dan menyampaikan keberatan kepada vendor serta PLN.

“Kabel listrik di lokasi terlalu rendah, hanya sekitar tujuh meter dari tanah, padahal standar seharusnya dua belas meter,” jelas Angga.

Ia menegaskan, tanggung jawab keselamatan kerja berada di bawah PT In Neo sebagai vendor resmi My Republic.

Meski banyak pihak kini saling lempar tanggung jawab, di ruang rawat sederhana itu hanya ada satu harapan: keadilan.

“Anak saya cuma kerja cari rezeki, bukan cari celaka. Saya cuma ingin mereka bertanggung jawab,” ucap Ruri dengan suara bergetar.

Kisah tragis ini menjadi pengingat keras bagi dunia kerja: keselamatan pekerja lapangan masih sering diabaikan, sementara tanggung jawab perusahaan kerap lenyap di balik birokrasi dan janji kosong.***

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.