Dhaka, Rakyat45.com – Banjir hebat yang melanda Bangladesh telah menyebabkan kerusakan parah, dengan lebih dari 5,2 juta orang terdampak dan sedikitnya 20 orang tewas akibat bencana tersebut. Hujan deras yang disertai dengan meluapnya sungai-sungai telah mengakibatkan banyak daerah terpencil menjadi terisolasi dan sangat membutuhkan bantuan mendesak, termasuk makanan, air bersih, obat-obatan, dan pakaian kering.
Kepala Penasihat Pemerintah Bangladesh, Mohammad Yunus, dalam pidatonya yang disiarkan televisi, menyatakan bahwa pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membantu korban kembali ke kehidupan normal. Yunus, yang kini memimpin pemerintah sementara setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina meninggalkan negara akibat protes besar-besaran, menekankan pentingnya kerjasama internasional untuk mengatasi bencana serupa di masa depan.
Di desa Comilla, petani Abdul Halim menggambarkan situasi tragis di desanya. “Gubuk lumpur kami tersapu banjir setinggi 10 kaki. Kami tidak memiliki barang-barang atau air. Bantuan jarang masuk ke desa kami, dan kami harus pergi ke jalan utama untuk mendapatkannya,” ujar Halim, 65 tahun, Ahad (25/8/2024).
Isu ini diperparah oleh dugaan bahwa banjir terjadi akibat India membuka gerbang bendungan di perbatasan, meskipun New Delhi membantah tuduhan tersebut. Yunus menegaskan perlunya diskusi antara negara-negara tetangga untuk mencegah banjir serupa di masa depan.
Departemen Meteorologi Bangladesh memperingatkan bahwa banjir mungkin akan berlanjut jika hujan monsun terus berlanjut, karena air surut dengan sangat lambat. Lebih dari 400 ribu orang di 11 distrik yang terkena dampak banjir telah mengungsi ke sekitar 3.500 tempat penampungan sementara. Pemerintah telah mengerahkan hampir 750 tim medis bersama dengan Angkatan Darat, Udara, Laut, dan Penjaga Perbatasan untuk mendukung operasi penyelamatan.
Menurut Bank Dunia, sekitar 3,5 juta orang di Bangladesh berisiko terkena banjir akibat luapan air sungai setiap tahunnya, dengan perubahan iklim memperburuk dampak bencana alam tersebut. Kabita Bose, Direktur Negara Plan International Bangladesh, menyebutkan bahwa bencana ini telah menghancurkan komunitas secara luas. “Jutaan orang, termasuk anak-anak, membutuhkan tempat penampungan yang aman dan bantuan kemanusiaan yang dapat menyelamatkan nyawa,” tambah Bose.
Banjir ini menegaskan kembali betapa rentannya Bangladesh terhadap dampak perubahan iklim, dengan bencana yang semakin sering dan parah.