Pekanbaru, Rakyat45.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Pekanbaru, Provinsi Riau, terus berupaya mengubah perilaku 30 warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang terjerat kasus narkoba melalui program rehabilitasi sosial selama enam bulan.
Program ini melibatkan berbagai kegiatan edukatif, seperti seminar, konseling intensif, dan pelatihan keterampilan, yang bertujuan untuk membantu WBP memahami dampak buruk narkoba serta memperbaiki pola hidup mereka. Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Budi Argap Situngkir, menyatakan apresiasinya atas inisiatif ini.
“Saya sangat mengapresiasi langkah Lapas Perempuan Pekanbaru dalam membimbing para WBP dengan melibatkan konselor dari Yayasan Gemuni dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru. Mereka tidak hanya belajar tentang bahaya narkoba, tetapi juga diarahkan untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat,” ujar Budi di Pekanbaru, Selasa.
Meski program ini dinilai berjalan baik, Budi mengungkapkan bahwa keterbatasan anggaran masih menjadi kendala utama. Ia berharap pemerintah daerah dan masyarakat dapat memberikan dukungan lebih agar program rehabilitasi ini dapat berlanjut dan berkembang.
“Kami optimistis WBP bisa benar-benar bersih dari narkoba dan siap kembali ke masyarakat. Namun, dukungan anggaran dan penerimaan dari masyarakat sangat penting agar mereka dapat beradaptasi dan membuktikan diri bahwa mereka telah berubah,” tambahnya.
Budi juga berharap 30 peserta program rehabilitasi ini dapat menjadi duta anti-narkoba setelah kembali ke masyarakat. Menurutnya, keberhasilan program ini juga bergantung pada pendekatan petugas pemasyarakatan yang tidak hanya berfokus pada penjagaan, tetapi juga memberikan perhatian dan kasih sayang kepada WBP.
“Masyarakat perlu memberikan kesempatan kedua kepada mereka. Kita harus percaya bahwa mereka mampu menjadi pribadi yang lebih baik,” tegasnya.
Selain program rehabilitasi, Lapas Perempuan Pekanbaru juga membekali WBP dengan berbagai keterampilan kerja. Secara simbolis, Budi Argap melepas 1.500 bibit ikan lele ke kolam sebagai bagian dari pelatihan budi daya perikanan di Lapas tersebut.
WBP juga dilatih menjahit, merajut, membatik, memasak, membuat kue, hingga tata rias. Pelatihan ini bertujuan untuk mengisi waktu luang selama di Lapas sekaligus memberikan bekal keterampilan yang bermanfaat setelah mereka bebas.
“Melalui program ini, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga kemampuan yang dapat menjadi sumber penghidupan di masa depan,” pungkas Budi.
Dengan pendekatan holistik ini, Lapas Perempuan Pekanbaru berkomitmen menciptakan perubahan nyata bagi warga binaan, membangun kepercayaan diri mereka, dan memberikan harapan baru untuk masa depan yang lebih baik.