Imigrasi Dumai Gagalkan Penyeberangan Ilegal 26 WNA ke Malaysia

Pekanbaru, Rakyat45.com – Upaya penyelundupan 26 warga negara asing (WNA) ke Malaysia berhasil digagalkan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Imigrasi Dumai. Para WNA ini diduga mencoba melintasi perbatasan secara ilegal melalui jalur tikus di wilayah pesisir Dumai, Riau. Mereka terdiri atas 17 warga negara Myanmar dan sembilan warga negara Bangladesh.

Menurut Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Dumai, Ricky Rachmawan, penangkapan ini berawal dari laporan warga setempat yang curiga terhadap aktivitas mencurigakan di kawasan Pantai Pelintung, Kecamatan Medang Kampai. Laporan tersebut segera ditindaklanjuti oleh Tim FIQR Lanal Dumai dan Satgas Ops Koarmada I, yang langsung turun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan.

“Sebanyak 24 WNA ditemukan di pesisir Pantai Pelintung oleh tim gabungan, sementara dua lainnya diserahkan oleh pihak Polsek Medang Kampai,” ungkap Ricky dalam konferensi pers di Kantor Imigrasi Dumai, Sabtu (7/12/2024).

Dari hasil pemeriksaan, diketahui sembilan warga negara Bangladesh masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan visa kunjungan. Namun, alih-alih mengikuti aturan, mereka justru berencana menyeberang ke Malaysia secara ilegal.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Riau, Budi Argap Situngkir, memberikan apresiasi kepada tim Imigrasi Dumai atas keberhasilan ini. Dalam konferensi pers yang sama, Budi menekankan pentingnya sinergi antara aparat penegak hukum dan masyarakat untuk menangkal kejahatan lintas batas seperti ini.

“Kerja sama yang baik antara masyarakat, nelayan, dan aparat hukum menjadi kunci keberhasilan kami menggagalkan upaya ilegal ini. Kami sangat mengapresiasi partisipasi aktif warga yang melaporkan aktivitas mencurigakan,” ujar Budi.

Mengantisipasi terulangnya kejadian serupa, pihak Kemenkumham Riau berencana melakukan pemetaan jalur-jalur tikus yang kerap digunakan untuk aktivitas ilegal. “Kami akan mempersempit ruang gerak pelaku dengan memaksimalkan pengawasan di perbatasan,” tegas Budi.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk terus berperan aktif dalam memberikan informasi yang dapat membantu aparat bergerak cepat. Wilayah perbatasan, terutama yang dekat dengan Malaysia dan Singapura, memang rentan terhadap aktivitas penyelundupan, sehingga kerja sama erat antara warga dan pemerintah sangat diperlukan.

Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara masyarakat dan aparat dapat memberikan dampak signifikan dalam memberantas praktik ilegal, seperti penyelundupan manusia. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat dan dukungan semua pihak, diharapkan kegiatan ilegal semacam ini dapat ditekan secara maksimal, demi menjaga keamanan dan kedaulatan negara.