Pekanbaru, Rakyat45.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan LPPM Universitas Riau (Unri) bergerak cepat merespons keluhan dari UMKM Jamur Betuah dan UMKM Jamur Mandiri di Pekanbaru terkait penurunan kualitas produksi jamur tiram. Kedua UMKM tersebut mengalami masalah dengan produk jamur yang menguning dan keras, serta menghadapi penumpukan limbah media tumbuh (baglog) yang mencemari lingkungan.
Ketua Tim Pelaksana, Prof. Dr. Padil, menjelaskan bahwa setelah menganalisis kondisi tersebut, ditemukan bahwa suhu tinggi dan kelembaban rendah di Pekanbaru menjadi penyebab utama penurunan kualitas jamur. “Suhu yang tidak stabil mengakibatkan jamur tiram tumbuh dengan kualitas yang kurang baik,” ujar Padil pada Sabtu (14/9).
Melalui kolaborasi antara dosen-dosen dari berbagai bidang seperti Teknik Kimia, Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan Agroteknologi, solusi teknologi berbasis Internet of Things (IoT) diterapkan untuk mengatur suhu dan kelembaban selama proses budidaya. Hal ini diharapkan dapat menstabilkan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur tiram berkualitas tinggi.
Selain itu, tim juga mengembangkan teknologi pengolahan limbah baglog. Limbah ini akan dihancurkan dan diolah menjadi kompos, mengatasi masalah pencemaran lingkungan sekaligus menciptakan produk bernilai ekonomis.
Kegiatan yang berlangsung di UMKM Jamur Betuah dan UMKM Jamur Mandiri di Kelurahan Airputih, Kota Pekanbaru, ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi jamur dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Program ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selama tiga tahun.