UMKM Lokal Didorong Siapkan Diri Hadapi Era Kecerdasan Buatan

Jakarta, Rakyat45.com – Di tengah derasnya arus perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia diimbau untuk segera beradaptasi. AI dipandang mampu mengakselerasi transformasi digital UMKM agar semakin tangguh dalam bersaing di pasar global.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, dalam acara bertajuk “Upscaling UMKM dan Digitalisasi UMKM” yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) di Urban Forest, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024).

“Digitalisasi adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Saat ini, pertumbuhan ekonomi kita berada di kisaran lima persen lebih, dan targetnya harus meningkat hingga delapan persen. Teknologi kecerdasan buatan adalah salah satu alat yang dapat membantu kita mencapainya,” ujar Meutya di hadapan peserta pelatihan.

Kemkomdigi, menurut Meutya, telah meluncurkan berbagai program guna mendukung pelaku UMKM menguasai teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan. Salah satunya adalah pelatihan literasi digital dan implementasi teknologi AI di berbagai daerah. Inisiatif ini bertujuan memperkuat pemahaman dan keterampilan pelaku usaha lokal agar mereka lebih siap menghadapi persaingan.

“Kami ingin memastikan bahwa pelaku UMKM memiliki akses ke teknologi yang bisa meningkatkan efisiensi dan memperkuat daya saing mereka, baik di pasar lokal maupun internasional,” jelasnya.

Meutya menyoroti manfaat AI dalam membantu UMKM mengembangkan usaha, seperti otomatisasi proses, desain branding, hingga pengelolaan bisnis. Ia menyebut, teknologi ini memberikan kemudahan besar bagi pelaku usaha, terutama mereka yang baru memulai perjalanan bisnis.

“Bagi UMKM pemula, AI menawarkan langkah awal yang praktis. Meski tidak sempurna, solusi ini bisa menjadi pijakan penting untuk berkembang lebih jauh,” tambahnya.

Namun, Meutya juga menekankan pentingnya kesiapan UMKM menghadapi tantangan yang muncul dari adopsi teknologi AI. Di pasar Indonesia, sejumlah UMKM dari luar negeri telah memanfaatkan teknologi ini untuk memperkuat posisi mereka, sehingga persaingan kian ketat.

“Kita perlu memastikan UMKM lokal tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga mendapatkan perlindungan yang memadai,” tegasnya.

Kemkomdigi kini tengah mengkaji regulasi yang mendukung pemanfaatan teknologi AI sekaligus memberikan perlindungan kepada pelaku usaha dalam negeri. Meutya mengajak semua pihak, terutama pelaku UMKM, untuk berkontribusi dalam penyusunan kebijakan ini.

“Kami membutuhkan masukan dari berbagai pihak untuk menciptakan regulasi yang tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga melindungi UMKM lokal,” tutup Meutya dengan optimisme.

Dengan kolaborasi dan pemanfaatan teknologi yang tepat, UMKM di Indonesia diharapkan mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Digitalisasi tidak hanya membuka peluang baru, tetapi juga mempercepat pencapaian target ekonomi yang telah dicanangkan.

Era kecerdasan buatan adalah kenyataan yang harus dihadapi, dan UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk mengubah tantangan ini menjadi peluang emas.